Kondisi Robby Yasaan Afan, 35 tahun, korban kecelakaan di KM 8 tol Jagorawi yang melibatkan AQJ atau Dul, anak Ahmad Dhani, masih kritis. Robby masih berada di ruang Intensive Care Unit (ICU) RS Meilia Cibubur, Depok.
Kakak kandung Robby, Liza, mengatakan kondisi Robby masih labil karena terus menahan sakit. Kalau sadar, Robby terus berontak minta keluar dari rumah sakit. Padahal, tubuhnya penuh dengan alat bantu pernapasan dan masih memerlukan beberapa kali operasi.
"Kalau sadar dia selalu minta pulang. Kemarin tangannya sampai diikat karena dia cabut semua alat-alatnya," kata Liza kepada Tempo, Jumat, 13 September 2013.
Sejak pertama masuk RS Meilia, kondisi Robby memang labil. Dari catatan dokter, kondisinya lebih baik dari sebelumnya karena paru-parunya yang mengempis sudah mulai mengembang. "Dari hasil rontgen terakhir, (paru-paru) udah mulai mengembang dua-duanya. Kemarin kan mengempis karena ada air sama darah."
Robby, yang sebelumnya dirawat di ruang Intermediate RS itu, dipindah ke ruang ICU pada Selasa, 10 September, lantaran kondisinya terus menurun. Di ruang ICU, Robby dipasangi banyak alat, terutama alat bantu pernapasannya. Di hidung Robby dipasangi alat penyedot darah dari paru-paru dan dari mulut terpasang ventilator untuk membantu pernapasan.
Sementara di dadanya juga ada alat bantu untuk mengurangi tekanan ke paru-parunya. Selain itu, jempol Robby diapit dengan alat yang terhubung ke monitor untuk menghitung detakan jantung. Kaki Robby juga digips dari pergelangan kaki hingga pinggul karena mengalami patah-patah.
Menurut Liza, saat ini Robby belum bisa diajak bicara. Robby juga diberikan obat bius lantaran berontak kalau marah. "Dia sudah dibius," katanya. Namun, dari pantauan Tempo di ruang ICU/NICU, walaupun dibius, tangan Robby masih dalam keadaan diikat. Meski begitu, tubuh Robby tetap bergerak hingga sempat terduduk.
Karena keadaan itu, pada pukul 12.50, Robby kembali mendapatkan penanganan dari dokter. Hingga pukul 14.00, penanganan itu belum selesai. Menurut Liza, penanganan itu dilakukan untuk memasukkan alat baru dalam tubuh Robby. "Itu memasukan alat lagi, tapi enggak tahu alatnya."
Dokter menyatakan Robby harus dioperasi paling tidak tiga kali. Hingga saat ini, Robby baru menjalani operasi kaki kirinya yang patah. Operasi selanjutnya adalah paru-paru dan tulang iga Robby yang patah hingga menusuk paru-paru. Namun, operasi belum bisa dilakukan mengingat kondisi Robby yang labil. "Rencana operasi belum bisa sampai paru-paru normal dulu," kata Liza. Karena itu, dirinya tidak bisa memastikan kapan dokter akan melakukan tindakan operasi.
Untungnya, kata Liza, semua biaya rumah sakit itu ditanggung oleh Dhani Ahmad, ayah AQJ, sebagai upaya pertanggungjawaban. "Dhani semua sampai sembuh dan kita hanya tanda tangan saja," katanya. Akan tetapi, dirinya mengaku tidak tahu berapa jumlahnya. "Kalau sekali pasang alat mungkin nyampe (Rp 20 juta). Soalnya pasang alatnya itu yang mahal."
Kakak kandung Robby, Liza, mengatakan kondisi Robby masih labil karena terus menahan sakit. Kalau sadar, Robby terus berontak minta keluar dari rumah sakit. Padahal, tubuhnya penuh dengan alat bantu pernapasan dan masih memerlukan beberapa kali operasi.
"Kalau sadar dia selalu minta pulang. Kemarin tangannya sampai diikat karena dia cabut semua alat-alatnya," kata Liza kepada Tempo, Jumat, 13 September 2013.
Sejak pertama masuk RS Meilia, kondisi Robby memang labil. Dari catatan dokter, kondisinya lebih baik dari sebelumnya karena paru-parunya yang mengempis sudah mulai mengembang. "Dari hasil rontgen terakhir, (paru-paru) udah mulai mengembang dua-duanya. Kemarin kan mengempis karena ada air sama darah."
Robby, yang sebelumnya dirawat di ruang Intermediate RS itu, dipindah ke ruang ICU pada Selasa, 10 September, lantaran kondisinya terus menurun. Di ruang ICU, Robby dipasangi banyak alat, terutama alat bantu pernapasannya. Di hidung Robby dipasangi alat penyedot darah dari paru-paru dan dari mulut terpasang ventilator untuk membantu pernapasan.
Sementara di dadanya juga ada alat bantu untuk mengurangi tekanan ke paru-parunya. Selain itu, jempol Robby diapit dengan alat yang terhubung ke monitor untuk menghitung detakan jantung. Kaki Robby juga digips dari pergelangan kaki hingga pinggul karena mengalami patah-patah.
Menurut Liza, saat ini Robby belum bisa diajak bicara. Robby juga diberikan obat bius lantaran berontak kalau marah. "Dia sudah dibius," katanya. Namun, dari pantauan Tempo di ruang ICU/NICU, walaupun dibius, tangan Robby masih dalam keadaan diikat. Meski begitu, tubuh Robby tetap bergerak hingga sempat terduduk.
Karena keadaan itu, pada pukul 12.50, Robby kembali mendapatkan penanganan dari dokter. Hingga pukul 14.00, penanganan itu belum selesai. Menurut Liza, penanganan itu dilakukan untuk memasukkan alat baru dalam tubuh Robby. "Itu memasukan alat lagi, tapi enggak tahu alatnya."
Dokter menyatakan Robby harus dioperasi paling tidak tiga kali. Hingga saat ini, Robby baru menjalani operasi kaki kirinya yang patah. Operasi selanjutnya adalah paru-paru dan tulang iga Robby yang patah hingga menusuk paru-paru. Namun, operasi belum bisa dilakukan mengingat kondisi Robby yang labil. "Rencana operasi belum bisa sampai paru-paru normal dulu," kata Liza. Karena itu, dirinya tidak bisa memastikan kapan dokter akan melakukan tindakan operasi.
Untungnya, kata Liza, semua biaya rumah sakit itu ditanggung oleh Dhani Ahmad, ayah AQJ, sebagai upaya pertanggungjawaban. "Dhani semua sampai sembuh dan kita hanya tanda tangan saja," katanya. Akan tetapi, dirinya mengaku tidak tahu berapa jumlahnya. "Kalau sekali pasang alat mungkin nyampe (Rp 20 juta). Soalnya pasang alatnya itu yang mahal."
sumber TEMPO.CO, Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar